Senin, 13 Mei 2013

JAKARTA “TERBIASA” DENGAN BANJIR


          
Banjir dan Jakarta mungkin suatu hal yang wajar terdengar oleh telinga orang Indonesia. Namun, bagaimana jika Ponorogo yang banjir? Apakah sudah terbiasa? Mungkin belum. Tapi maukah kita mendapatkan banjir? Tentunya tidak. Banjir merupakan suatu hal yang menakutkan. Banjir juga membawa dampak buruk yang lebih banyak daripada dampak positifnya. Dampak negatifnya antara lain bisa menimbulkan penyakit seperti gatal – gatal, diare, demam, serta penyakit lain yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak bersih. Banjir juga dapat merugikan manusia, terutama dari segi material. Banjir bisa merusak rumah warga, serta aliran listrik.
          Nah, banjir tidak hanya salah alam semata. Banjir merupakan suatu dampak besar dari usil tangan manusia. Manusia sering tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya. Seperti, menenbang hutan tanpa melakukan tebang pilih, menebang hutan tanpa melakukan penghijauan. Padahal, akar pohon merupakan pengikat kuat luapan air yang membuncah. Manusia juga sering mengisi lahan kosong dengan gedung – gedung pencakar langit. Dan jika mereka memiliki lahan yang luas mereka lebih memilih mengosonginya saja daripada mengisinya dengan tanaman berakar tunggang. Lantas, air harus meresap di mana?
          Di sinilah peran pemuda Indonesia berperan. Pemuda sebagai para penerus bangsa, harus bisa mengatasi masalah negeri ini. Agar Indonesia bisa lebih baik nantinya. Salah satunya adalah masalah banjir. Mengatasi banjir tidak harus dilakukan secara besar – besaran seperti memperbaiki tanggul yang rusak. Sebagai seorang pemuda dan pemudi, mari mengawalinya dengan hal kecil seperti di bawah ini :
·         Melakukan tebang pilih
Tebang pilih sangat penting untuk dilakukan bagi para penebang hutan. Jika kita tidak melakukan tebang pilih, tidak akan ada lagi pohon yang tersisa nantinya.
·         Melakukan reboisasi
Menanami kembali hutan yang gundul juga hal yang sangat penting. Dengan begini, pasti daerah resapan air bertambah. Berarti ancaman banjir juga berkurang.
·         Menghindari pembuangan sampah di sungai
Pembuangan sampah di sungai dapat menyebabkan pendangkalan sungai. Jika sungai sudah dangkal, kemungkinan air akan melewati batas tingginya sungai dan keluar menuju perumahan warga.
·         Melakukan penghijauan
Penanaman pohon pada daerah kosong juga suatu hal penting. Dengan adanya pohon di daerah yang kosong, memungkinkan air meresap ke akar pohon tersebut daripada mengalir deras menghancurkan pemukiman warga dengan liarnya.
          Mungkin hanya sedikit hal di atas yang bisa saya berikan. Hanya sedikit mungkin. Tapi, jika dilakukan orang yang banyak pasti hasilnya juga banyak. Bukannya orang Indonesia banyak? Dari sedikit demi sedikit lama – lama menjadi bukit. Jangan pernah meremehkan pohon. Walau jika dilihat dari bibitnya hanya kecil, 10 cm mungkin. Walau kecil tapi berarti, walau sering disakiti tapi tetap berbakti, walau hanya beberapa senti dialah pahlawan sejati. Itulah hijau suci!

          Sekarang udah pada ngerti caranya mencegah banjir ‘kan? Semoga dari artikel ini owner ataupun reader bisa lebih mencintai dan menjaga alam sendiri. Soalnya, alam kita ya tempat tinggal kita. Enak enggaknya tempat tinggal kita tergantung dari sayang tidaknya kita pada alam kita J

0 komentar:

Posting Komentar